Minggu, 15 Desember 2013
Natal 2013
Perayaan Natal Kerukunan Kawanua (K3) Pusat di indor Senayan. Malam ini 15/12. Phto dgn Ketum K3, Pdt. Tampi. Dihadiri sekitar 2000 orang.
Minggu, 16 Juni 2013
Rabu, 01 Mei 2013
Selasa, 16 April 2013
CURRICULUM VITAE
CV
Rekson Silaban
Biodata:
Nama
Lengkap : Rekson Silaban
Tempat
& Tgl Lahir : Pematang Siantar -Sumatera Utara, 8 Mei1966
Status
Perkawinan : Kawin dengan Merdy Rumintjap.
2 anak : Luigi Ignacio & Morgan Garcia Stiva
Agama :
Kristen Protestan
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi dari Universitas Simalungun Sumatera Utara
Non degree
: Internasional Labor Standards,
International Institute of Worker Education, Ternood, Belgium 2005-2006
Alamat Organisasi : KSBSI, Jl.Cipinang Muara Raya No.33. Jatinegara, Jakarta Timur
Webmail :
http://www.ksbsi.or.id
Email : reksonsilaban@ksbsi.or.id
Private
Email: Silaban234@gmail.com. Web: www.reksonsilaban.com
Pekerjaan :
- Governing Body for International
Labor Organization (ILO) Geneva, Swiss 2005-2014
- Ketua
Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) KSBSI sampai 2014
- Komisaris
PT. Jamsostek 2007-2012
-
Direktur ‘Indonesia Labor Institute'sampai 2015
- General
council of International Trade Union Confederation ITUC, Brussels 2005-2015
Pengalaman di Organisasi Nasional
dan Internasional:
- Ketua
GMKI Pematang Siantar 1990-1992
-
Department Riset SBSI, 1992-1995
-
Department Internasional SBSI, 1995-2000 –
Deputy presiden KSBSI, 2000-2003
- Presiden
KSBSI, 2003-2011
- Executive
board Word Confederation of labor (WCL) 2002-2007
- Wakil
president ITUC 2007-2010
- General
Council ITUC (international trade union confederation) 2007-2015
- Ketua
umum Perkumpulan Senior GMKI 20012-2015
Pengalaman Lain:
1.
Pembicara di berbagai forum seminar nasional, khsususnya yang berkaitan dengan;
hubungan industrial, jaminan sosial, standar perburuhan internasional, multilateral agencies.
2.
Pembicara di berbagai forum internasional di Asia, Eropa, Amerika, Latin, Africa,
diantaranya:
-
International Trade Union Conference on employment, Tokyo 20 June 2004
- Labor
Standards Seminar, Sao Paolo, Brazil, 2005
- Symposium
by International Human Rights Fund, Washington D.C 2006
- Trade
Union Strategy in new context of Flexibilization, Bangkok 2007
-
International Seminar on Xenophobia and Migrant Workers, Jordan 2007
- G20 trade
union summit, London 2009, Washington 2010, Pittsburgh, USA 2010, Cannes 2011, Moskow 2012.
- TUAC
meeting on Global Crisis and Employment, Paris November 2010
- Youth and
Decent Work in Asia Pacific, Singapore May 2011
- Social
security and wages, TUAC, Paris September 2011
- Diversity
Challenges, Davos, Swiss 2012
- Annual
meeting IMF dan WB, Washington October 2013
3. Ketua
delegasi Indonesian ke sidang tahunan ILO di Geneva, Swiss tahun 1999, 2001,
2003, 2006, 2008, 2010, 2011
Buku yang
ditulis Indonesia:
1.
Pengupahan Melalui Negosiasi Bipartit, 2008
2. Reposisi
Gerakan Buruh Indonesia. Diterbitkan oleh Sinar Harapan, 2010
3. Bersatu
Atau Hilang Ditelan Sejarah. Diterbitkan oleh, Romawi Press, Depok, Jawa Barat,
2011.
4.
Sistem Upah Minimum Indonesia, labor institute 2013
Edisi
bahasa Inggris:
5. Repositioning Indonesia labour
movement, FES 2010,
6. Unity or burried by history, Jakarta
2011.
7. Indonesia Union State of Affairs,
ILO Bangkok 2012.
Penulis
untuk media:
Penulis
untuk media harian: Kompas, the Jakart Post, Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia,
Tribun.
Spesialisasi: Hubungan Industrial,
Standar Perburuhan Internasional, Upah dan jaminan sosial, civil society movement.
Hobby:
Baca bukusejarah dan spionase, traveling, musik, saling berbagi
Motto:
“hidup
hanya ada artinya bila berarti untuk banyak orang”
Jumat, 05 April 2013
Konferensi Bali dan Masyarakat Sipil
Ratusan aktivis masyarakat sipil dari beberapa negara akan berada di
Bali, akhir Maret ini, dalam Konferensi Agenda Pembangunan Pasca-2015.
Semenjak Konferensi Panel Tingkat
Tinggi (High-Level Panel/HLP) di Busan, Korea, kelompok masyarakat sipil
diberikan akses untuk mengikuti pertemuan tingkat tinggi agenda pembangunan
pasca-2015 Millenium Development Goals (MDGs). Keterlibatan kelompok ini diakui
telah memperkaya perdebatan dalam persiapan perumusan dokumen MDGs pasca-2015.
Masyarakat sipil juga tidak mau mengulang rumusan MDGs sebelumnya, yang tidak
memuat isu hak asasi manusia, pekerjaan layak, skema pembiayaan pembangunan,
tiadanya target yang jelas pada isu lingkungan, dan mengabaikan keterlibatan
masyarakat sipil.
Tinggal tersisa tiga tahun untuk
merealisasikan capaian MDGs. Terdapat beberapa target yang telah tercapai atau
setidaknya akan tercapai, tetapi terdapat juga beberapa target yang tidak akan
bisa dipenuhi pada tahun 2015. Untuk Indonesia, beberapa target yang menjadi
agenda yang belum terselesaikan—antara lain—adalah masih pesatnya laju
deforestasi, target sanitasi di daerah perkotaan dan pedesaan, dan upaya
mengekang angka kematian ibu.
Menurut laporan Bappenas, pada
pencapaian MDGs 2010 angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup,
sementara yang menjadi target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Masyarakat sipil pesimistis bahwa Indonesia dapat mencapai target MDGs pada
tahun 2015.
Harus ubah paradigma
Keterlibatan masyarakat sipil
dalam Konferensi Agenda Pembangunan Pasca-2015 merupakan sebuah perjuangan
perebutan konsep atau gagasan pembangunan. Inilah momentum buat masyarakat
sipil untuk mengubah paradigma model pembangunan yang selama ini didominasi
rezim pertumbuhan ekonomi. Masyarakat sipil sangat perlu untuk dapat memperkuat
argumentasi, memperbaiki strategi komunikasi melalui riset, advokasi, dan
kampanye yang lebih baik.
Dalam pertemuan konsultasi
masyarakat sipil pada Februari lalu disepakati perlunya menggugat prestasi
ekonomi yang sering kali dibanggakan Pemerintah Indonesia sebagai tolok ukur
keberhasilan pembangunan. Sebab, apa yang dimaksud sebagai prestasi tersebut
belum bisa menggambarkan situasi nyata yang ada di masyarakat.
Masyarakat sipil Indonesia tidak
menemukan bukti-bukti yang memadai bahwa pertumbuhan yang inklusif dan menjamin
pemerataan telah terjadi. Fakta-fakta peningkatan kesenjangan, akses yang sulit
untuk mendapatkan pendidikan murah, kelangkaan pekerjaan yang layak, telah
meyakinkan banyak pihak bahwa harus ada perubahan dalam orientasi pembangunan.
Oleh karena itu, ke depan, semua
upaya dan langkah pembangunan di Indonesia dan dunia mesti dimaksudkan untuk
menghapus kemiskinan dengan menetapkan target dan indikator yang jelas. Target
ini dibuat dan diawasi melalui keterlibatan masyarakat sipil.
Selama ini, Pemerintah Indonesia
selalu menyatakan optimisme mengenai pembangunan dengan indikator-indikator
kuantitatif. Keberhasilan Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas
6 persen saat krisis finansial global diakui oleh institusi keuangan
internasional sebagai bentuk kokohnya fundamental ekonomi Indonesia. Ditambah
lagi dengan keberhasilan meningkatkan investasi asing dalam dua tahun terakhir
ini, membuat seolah telah terjadi perbaikan kesejahteraan secara paralel. Akan
tetapi, nyatanya tidak memiliki korelasi langsung dengan kehidupan mayoritas
rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, semua upaya dan
langkah pembangunan yang berorientasi pertumbuhan mesti beralih pada
pembangunan berkelanjutan untuk mengakhiri kemiskinan. Namun, tanpa perubahan
paradigma model pembangunan, Indonesia dan dunia tidak akan mencapai target
yang ditetapkan. Bahkan, hanya mengulang kesalahan yang sama.
Bank Dunia sendiri, yang selama
ini dianggap kampiun pendukung rezim pertumbuhan ekonomi, telah mengakui
kekurangan sistem itu. Dalam laporan Bank Dunia yang dirilis awal 2013
dikatakan, "Pertumbuhan memang penting, tetapi tidak cukup untuk
pembangunan yang inklusif. Pembangunan laju ketenagakerjaan kunci yang
menjembatani antara pertumbuhan dan penurunan kemiskinan. Pekerjaan yang banyak
dan berkualitas tidak mungkin dicapai hanya melalui satu dimensi tunggal, yaitu
agenda pertumbuhan."
Dari pertemuan masyarakat sipil
di Istanbul, Turki, tahun 2010, masyarakat sipil juga telah menyepakati prinsip
yang akan jadi pegangan masyarakat sipil di seluruh dunia dalam rangka
menghadapi kerja sama agenda pembangunan.
Agenda itu dikenal sebagai Istanbul
CSO Development Effectiveness Principles. Berisi delapan hal, yaitu; (1)
memajukan HAM dan keadilan sosial; (2) memperhatikan dimensi gender dalam memajukan
hak-hak perempuan; (3) fokus pada kekuatan rakyat, kepemilikan terhadap
demokrasi dan partisipasi; (4) memajukan lingkungan yang berkesinambungan; (5)
menerapkan praktik transparansi dan akuntabilitas; (6) memacu pertumbuhan yang
seimbang, kemitraan dan solidaritas; (7) menciptakan pengetahuan dengan saling
berbagi dan komit terhadap pelajaran yang saling menguntungkan; dan (8) komit
merealisasikan perubahan positif yang berkelanjutan. Inilah delapan prinsip
yang menjadi pegangan masyarakat sipil dalam mengefektifkan kerja sama
pembangunan negara Utara-Selatan.
Perumusan target
Terdapat beberapa tantangan yang
dihadapi dalam penyusunan kerangka kerja pasca-2015, antara lain tentang
kerangka kerja dan rumusan target yang sedang dipersiapkan saat ini. Akibat
situasi krisis ekonomi, terutama yang dialami negara-negara maju dan
ketersediaan sumber daya alam yang semakin terbatas di dunia pertama, kekuatan
global politik dan ekonomi dunia juga telah berubah dan tidak lagi didominasi
kelompok negara-negara maju. Pada sisi lain, peta kemiskinan dan ketimpangan
juga mulai berubah, tak lagi didominasi negara-negara miskin, tetapi justru
berada di negara-negara berpendapatan menengah.
Mengacu pada tantangan-tantangan
tersebut, penyusunan kerangka kerja pasca-2015 menjadi sangat penting bagi
Indonesia. Hal ini terkait dengan beberapa alasan, di antaranya bahwa Indonesia
telah berkembang menjadi negara yang harus diperhitungkan, mengingat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan populasi yang cukup besar. Indonesia juga
merupakan pasar yang prospektif untuk perdagangan barang dan jasa. Pengalaman
Indonesia juga menunjukkan, perbaikan-perbaikan dalam pembangunan di Indonesia
dapat dipengaruhi dan didukung kesepakatan-kesepakatan global.
Penunjukan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai ketua dalam Konferensi Panel Tingkat Tinggi oleh
Sekretaris Jenderal PBB kita pandang sebagai peristiwa istimewa. Sebab,
Indonesia berpeluang memasukkan perspektif masyarakat sipil yang menghargai
inklusivitas, kemitraan, kesetaraan, dan keadilan serta penghargaan terhadap
hak-hak kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda. Semoga tekad Presiden SBY
untuk menciptakan zero global poverty rate tidak hanya menjadi pernyataan
heroik tanpa capaian yang konkret dan terukur.
Rekson Silaban Anggota Dewan
Pengarah Organisasi Buruh Internasional
(Kompas cetak, 28 Maret 2013)
Selasa, 05 Maret 2013
Profil
Nama Lengkap : Rekson Silaban
Tempat &am;Tgl Lahir : Pematang Siantar -Sumatera Utara, 8 Mei1966
Status Perkawinan : Kawin dengan Merdy Rumintjap.
2 anak;
Luigi Ignacio & Morgan Garcia Stiva
Alamat Rumah : Jl.Kayu Putih Selatan VI.No.9
Rt.005, Rw 005.
Kec.Pulo Gadung, Jakarta Timur
Telepon : 021-4758465.
HP 0812 9114686
Email : reksonsilaban@ksbsi.or.id or
reksonsilaban@hotmail.com
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Sarjana Ekonomi dari Universitas Simalungun,
Sumatera Utara
Non degree : Internasional Labor Standards, Belgium 2005-2006
Alamat Organisasi : KSBSI, Jl.Cipinang Muara Raya No.33.
Telp.7098 4671,Fax.8577 646
Jakarta Timur
Webmail : www.ksbsi.or.id
Jabatan:
- Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) KSBSI sampai 2014
- Komisaris PT. Jamsostek 2007-2012
- Anggota Tripartit Nasional sampai 2012
- Direktur Riset 'Alternative Labor Policy' sampai 2015
- Governing Body for International Labor Organization (ILO) Geneva, Swiss 2005-2014
- General council of International Trade Union Confederation ITUC, Brussels 2005-2014
- General council of ITUC – Asia Pacific 2006-2015
Karir di Organisasi Nasional dan Internasional:
- Anggota Tripartit Nasional sampai 2012
- Direktur Riset 'Alternative Labor Policy' sampai 2015
- Governing Body for International Labor Organization (ILO) Geneva, Swiss 2005-2014
- General council of International Trade Union Confederation ITUC, Brussels 2005-2014
- General council of ITUC – Asia Pacific 2006-2015
Karir di Organisasi Nasional dan Internasional:
- Department Riset SBSI, 1992-2000
- Department Internasional SBSI, 1994-2000
- Deputy presiden KSBSI, 2000-2007
- Presiden KSBSI, 2003-2007
- Presiden KSBSI, 2007-2011
- Executive board Word Confederation of labor (WCL) 2002-2007
- Wakil president ITUC 2007-2010
- General Council ITUC (international trade union confederation) 2007-2014
- General Council ITUC AP 2006-2015
- Komisaris PT. Jamsostek 2007-2012
Pengalaman Lain:
1. Pembicara di berbagai forum seminar nasional, khsususnya yang berkaitan dengan; hubungan industrial, jaminan sosial, standar perburuhan internasional, upah.
2. Pembicara di berbagai forum internasional di Asia, Eropa, Amerika, Latin, Africa, diantaranya:
- International Trade Union Conference on employment, Tokyo 20 June 2004
- Labor Standards Seminar, Sao Paolo, Brazil, 2005
- Symposium by International Human Rights Fund, Washington D.C 2006
- Trade Union Strategy in new context of Flexibilization, Bangkok 2007
- Trade Union Strategy in new context of Flexibilization, Bangkok 2007
- International Seminar on Xenophobia and Migrant Workers, Jordan 2007
- G20 trade union summit, London 2009, Washington 2010, Pittsburgh, USA 2010, Cannes 2011.
- G20 trade union summit, London 2009, Washington 2010, Pittsburgh, USA 2010, Cannes 2011.
- TUAC meeting on Global Crisis and Employment, Paris November 2010
- Youth and Decent Work in Asia Pacific, Singapore May 2011
- Social security and wages, TUAC, Paris September 2011
- Diversity Challenges, Davos, Swiss 2012
3. Ketua delegasi Indonesian ke sidang tahunan ILO di Geneva, Swiss tahun 1999, 2001, 2003, 2006, 2008, 2010, 2011
Buku yang ditulis
Indonesia:
1. Pengupahan Melalui Negosiasi Bipartit, 2008
2. Reposisi Gerakan Buruh Indonesia. Diterbitkan oleh Sinar Harapan, 2010
3. Bersatu Atau Hilang Ditelan Sejarah. Diterbitkan oleh, Romawi Press, Depok, Jawa Barat, 2011.
Edisi bahasa Inggris:
Edisi bahasa Inggris:
4 Repositioning Indonesia labour movement, FES 2010,
5. Unity or burried by history, Jakarta 2011.
6. Indonesia Union State of Affairs, ILO Bangkok 2012.
Artikel Yang Ditulis:
Beberapa tulisan dipublikasi oleh Kompas, Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, Tribun.
Beberapa tulisan dipublikasi oleh Kompas, Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, Tribun.
Spesialisasi: Hubungan Industrial, Standar Perburuhan Internasional, Upah dan jaminan sosial.
Hobby: Baca buku, wisata, musik, saling berbagi
Motto: "hidup hanya ada artinya bila berarti untuk banyak orang"
Kamis, 28 Februari 2013
Wakil Buruh di Senayan 2014-2019
Rekson Silaban, satu-satunya calon buruh untuk DPD DKI. Saatnya buruh punya wakil di Senayan (MPR). Telah didukung oleh serikat DKI untuk menyuarakan : Penghapusan out sourching manusia, menolak upah murah, melindungi jaminan sosial buruh. ...
Langganan:
Postingan (Atom)